6 Maret 2011

si penjual serabi

ini sebuah kisah nyata di minggu pagi yang saya alami kemarin...

seperti biasa, setiap hari minggu jam 6 pagi saya pergi ke gereja bersama suami saya. merupakan suatu kewajiban bagi saya, walapun terkadang saya juga masih sering bolong-bolong untuk pergi ke gereja *padahal cuma seminggu sekali...:p....*maaf ya Tuhan....

misa berlangsung kira-kira 1 setengah jam..dan setelah misa selesai, seperti biasa pula perut saya otomatis mulai keroncongan dan segera minta diisi makanan. finally, saya dan suami segera menuju granada square, tempat biasanya setiap sabtu minggu orang-orang banyak menjual makanan...dan juga letaknya masih dikawasan perumahan saya. *sekalian pulang maksudnya...:)

suami saya segera keluar dan memesan sarapan dan beberapa cemilan. dan saya, menunggu di mobil...sambil ngutak ngatik hp.
tiba-tiba saya dikagetkan dengan ketukan di pintu mobil saya.
saya menoleh dan tampak seorang lelaki tua menawarkan serabi pada saya.
karna saya sudah memesan banyak sekali cemilan, saya menolak membeli serabinya.
"engga pak...ini sudah banyak..." jawab saya sambil menunjukkan tas2 kresek kepadanya.
namun, entah kenapa sepertinya si lelaki tua itu enggan meninggalkan pintu mobil saya.
saya cuekin.
ketika saya lihat beberapa menit kemudian, laki-laki tua itu sudah berpindah ke depan mobil saya. dan saya melihat dia berusaha menawarkan serabi-serabi itu kepada setiap orang yang lewat di depannya.
dan sayapun kembali asik dengan hp saya...

selang beberapa menit...
saya kembali melihat lelaki tua itu...kali ini saya tertegun.
saya sepertinya ingin menangis...
saya melihat lelaki tua itu masih tetap dengan usahanya menjajakan dagangannya namun tak ada satupun orang yang membelinya. dan yang membuat saya iba, raut wajahnya sepertinya menahan kesakitan yang amat luar biasa...sambil tangannya memegang dada kirinya.

sungguh...
saya tidak tau apa yang sedang terjadi dengan lelaki tua itu.
awalnya saya ragu..tapi...lelaki tua itu memang sangat kesakitan.
saya terus menatapnya...dan dia juga sepertinya melihat saya...*mungkin dia pikir saya berubah pikiran untuk membeli serabi-serabinya.

saya ambil uang seratus ribu dari dompet saya, dan saya menggenggamnya..
saya buka kaca jendela saya,
saya panggil dia.
lelaki tua pun menghampiri saya...
"bapak? bapak kenapa?...." tanya saya padanya.
"sakit neng.....dada bapak sakit sekali..." katanya sambil tetap memegang dada kirinya.
"jantung pak?..."
"bukan neng....paru-paru....kemaren saya sudah berobat di rangkas..dan sudah dironsen juga...memang paru-paru saya sudah tidak bagus...." ujarnya menjelaskan pada saya sambil tetap meringis kesakitan.
"trus? kenapa bapak kerja sekarang kalo sakit?" tanya saya.
"saya sudah 4 bulan ga kerja neng....ini baru mulai lagi...tapi ya kok dada saya sakit nya minta ampun..."
"mmm.....ya sudah...ini pak....ini buat bapak...mudah-mudahan bermanfaat ya..." saya menyerahkan uang seratus ribu dari genggaman saya dan menyerahkannya pada si lelaki tua itu.
"ya ampun....trimakasih neng...alhamdulilah.....makasih neng....." ucapnya sambil terus menggenggam tangan saya..
"iya pak...sama-sama..." balas saya sambil menutup kaca mobil saya.
dan lelaki tua itu pun berlalu...dan menyingkir dari mobil saya..dan kembali berusaha menjajakan serabi-serabinya kembali.

tak lama kemudian, suami saya datang. tepat di saat laki-laki tua itu pergi..dan dia bertanya:
"ada apa honey?"
"gpp...mas..." kata saya sambil tersenyum
dan saya pun bercerita kepadanya tentang penjual serabi itu.
"mas bangga sama honey...."katanya sambil tersenyum.

sebenarnya bukan pujian yang saya inginkan dari kisah pagi itu. saya sendiripun tidak tau, siapa penjual serabi itu. dan saya pun tidak tahu bahwa saya akan punya cerita pagi itu. yang saya tau dan saya rasakan hanyalah benar-benar rasa kasian dan iba melihat "kesakitan" nya yang luar biasa.
dia masih bisa bekerja walaupun kondisinya sedang tidak baik.
dan saya bisa merasakan betapa sakitnya itu...

dalam kehidupan, banyak sekali hal-hal yang kita temui setiap harinya...namun terkadang saya pun kurang peka...mungkin kalau saja lelaki tua itu tidak sakit, saya tidak akan peduli...
namun orang-orang seprti mereka yang mempunyai semangat untuk tetap bekerja demi keluarganya amat sangat saya acungi jempol. bisa dibayangkan...berapa sih penghasilan seorang penjual serabi? saya tau itu....

mmm...Tuhan, ini semua berkat-Mu buatnya...saya pun ingin melakukan hal-hal seperti ini terus dalam hidup saya. tapi tolong Tuhan...buat saya semakin peka terhadap mereka....:)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar